Candi Candi di Blitar

Pada jaman dahulu Blitar sudah memegang peranan yang cukup penting, hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan tempat – tempat purbakala diantaranya adalah Candi. Kalau mendengar kata Blitar, candi yang terbayang terlebih dahulu adalah pasti candi Penataran. Hal ini bisa dimaklumi karena candi Penataran adalah candi yang terbesar di daerah Blitar. Padahal masih banyak candi candi di Blitar yang bisa kita kunjungi, sperti candi kotes, plumbangan, rambut monte dan lain sebagainya.


Candi Kotes, Salah Satu Candi di Blitar
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.

Istilah "Candi" diduga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu perwujudan Dewi Durga sebagai dewi kematian. Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen tempat pedharmaan untuk memuliakan raja anumerta (yang sudah meninggal) contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.

Berikut ini adalah beberapa candi yang ada di daerah Blitar :

Candi Penataran

Candi Penataran
Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut.
Candi Penataran atau Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah, dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi gunung untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menangkal atau menghindar dari mara bahaya yang disebabkan oleh Gunung Kelud yang sering meletus. Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menceritakan perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan Majapahit antara tahun 1350 – 1389, ke Candi Palah untuk melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapat, perwujudan Siwa sebagai Girindra (Giri Indra, raja penguasa gunung).

Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas berbeda dari candi-candi Jawa Tengah dari sebelum abad ke-11 seperti Candi Prambanan. Wujud relief manusia digambarkan mirip wayang kulit, seperti yang bisa dijumpai pada gaya pengukiran yang ditemukan di Candi Sukuh, suatu candi dari masa akhir periode Hindu-Buddha dalam sejarah Nusantara

Candi Simping


Candi Simping Utuh
Candi Simping atau Candi Sumberjati adalah sebuah candi yang terletak di Dusun Krajan, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Indonesia. Candi ini merupakan makam Raden Wijaya yang wafat tahun 1309. Penegasan tentang keberadaan candi ini tertulis dalam Kitab Negarakertagama Pupuh XLVII/3 bagian yang ketiga, yang berbunyi:
... tahun Saka surya mengitari bulan (1231 Saka atau 1309 M), Sang Prabu (Raden Wijaya) wafat, disemayamkan di dalam pura Antahpura, begitu nama makam dia, dan di makam Simping ditegakkan arca Siwa...

Candi ini dibangun dengan bahan dasar batu andesit, berbeda dengan candi-candi yang ditemukan di wilayah Trowulan, Mojokerto. Kontruksi gambar yang dibuat oleh Dinas Kepurbakalaan menggambarkan candi ini indah dan ramping meninggi. Pada batur candi setinggi 75 cm, panjang 600 cm dan lebar 750 cm ini terpahat relief berbagai macam binatang. Di antaranya Singa, angsa, merak , burung garuda, babi hutan dan kera. Di sisi barat ada tangga (flight step) yang dulu digunakan sebagai jalan masuk ke ruang candi. Di tengah-tengah batur candi ini terdapat batu berbentuk kubus dengan ukuran 75 cmx 75 cm x 75 cm. Pada bagian atas batu ini dipahat relief kura-kura dan naga yang saling mengkait mengitari batu tersebut.

Candi Simping Saat Ini

Candi Gambar Wetan


Candi Gambar Wetan

Candi Gambar Wetan adalah sebuah candi yang terletak di kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi Gambar Wetan terletak 7 km ke arah utara Candi Panataran, sedangkan Panataran terletak 12 km utara Kota Blitar. Tidak ada kendaraan umum yang secara khusus bisa mengangkut wisatawan langsung ke Candi Gambar Wetan. Yang ada hanyalah menumpang truk pasir ke arah penambangan pasir atau disebut juga dengan "laharan" di sebelah selatan perkebunan Candi Sewu.

Sebagian dari keseluruhan tanah di sekitar candi ini tanah berpasir karena candi ini terletak di sebelah sebelah selatan Gunung Kelud dan menjadi aliran lahar Gunung Kelud. Candi ini tidaklah utuh. Hanyalah tinggal batur candi yang masih utuh dengan sebagian relief yang masih tersisa. Bagian lain dari komponen areal ini adalah 2 buah dwarapala yang menjaga di pinggir tangga masuk candi ini. Candi berada di atas puncak bukit dengan melalui tangga yang dibuat dengan dwarapala yang menjagany). Berdasarkan berbagai gaya yang ditemui dari sisa hiasannya, candi ini diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Majapahit.

Candi Plumbangan


Candi Plumbangan

Candi Plumbangan adalah sebuah candi yang terletak di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bentuk bangunan candi ini berupa pintu gerbang paduraksa dengan puncak berbentuk kubus. Pintu gerbang ini terbuat dari batu andesit, dengan ukuran panjang 4,09 m, lebar 2,27 m dan tingginya 5,6 m. Pintu gerbang memiliki sayap pada kanan kirinya dan tidak mempunyai relief, namun hanya mempunyai pelipit garis saja. Pada bagian atas ambang pintu terdapat pahatan angka tahun 1312 Saka (1390 M).

Sekitar 6 m dari gapura ke arah barat laut, terdapat sebuah prasasti yang disebut Prasasti Plumbangan. Prarasti ini telah dibuatkan tatakan dari semen dan diberi atap seng. Tulisan yang terpahat pada prasasti sangat tipis, nyaris tak terbaca. Menurut cerita masyarakat disekitarnya, dahulu prasasti ini berada di sebelah selatan desa, kemudian dipindahkan di lokasi dekat candi. Secara umum kondisi candi saat ini masih cukup terawat.

Candi Rambut Monte


Candi Rambut Monte

Candi Rambut Monte adalah sebuah candi yang terletak di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini terbuat dari batu andesit dan berdenah segi empat, dengan berukuran panjang 292 cm, lebar 296 cm dan tingginya 85 cm dengan tangga naik berada di sisi barat. Bangunan candi hanya tinggal bagian kaki dan tubuhnya saja, sedangkan bagian atap candi telah mengalami keruntuhan. Selain candi terdapat sebuah telaga di bawah candi. Telaga ini memiliki air yang jernih dan dihuni oleh banyak ikan purba, yang disebut ikan naga oleh warga sekitar.

Candi Kotes


Candi Kotes

Kompleks Candi Kotes terdiri atas dua bangunan yang disebut Candi Kotes I dan Candi Kotes II.

Candi Kotes I


Candi Kotes I mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 224 cm, tinggi 142 cm, dan struktur bangunan candinya hanya tinggal bagian kaki candi yang berbentuk segi empat. Bangunan candi menghadap ke barat dan pada bagian timur laut candi terdapat pahatan angka 1223 Saka (1301 M). Di atas kaki candi terdapat dua buah altar dan satu miniatur candi. Miniatur candi ini memiliki tiga bagian yaitu atap candi, tubuh candi dan kaki candi. Di bagian tubuh candi terdapat pintu gerbang yang menghadap ke arah barat dan di atas pintunya tersebut terdapat hiasan berupa kala, sedangkan di sisi sebelah utara, timur dan selatan tubuh candi terdapat relung-relung semu yang di atasnya juga terdapat hiasan kala. Bagian atap candi berbentuk kubus yang penuh dengan ukiran dan hiasan antefik.

Candi Kotes II


Candi Kotes II kondisi bangunannya masih baik dan mempunyai ukuran panjang 754 cm, lebar 537 cm dan tingginya 90 cm. Candi Kotes II berbentuk segiempat, dan bangunan yang tersisa hanya berupa dasar candi dan tangga masuk yang berada di sebelah barat, sedangkan di sisi tangga terdapat pahatan angka tahun 1222 Saka (1300 M).

Candi Tepas


Candi Tepas

Candi Tepas adalah sebuah candi yang terletak di Tepas, Kesamben, Blitar, Jawa Timur. Secara keseluruhan struktur bangunan candi ini telah rusak. Struktur bangunan yang tertinggal saat ini adalah bagian pondasi, kaki candi yang mempunyai ukuran panjang 11,25 m, lebar 7,75 m dan tangga naik yang menghadap ke barat. Keseluruhan bangunan candi ini terbuat dari batu andesit, kecuali bagian dasar candi yang menggunakan bata merah. Sekitar 17 m ke arah utara candi terdapat struktur bata yang membujur dari arah timur ke barat, demikian juga disisi timur dan selatan candi. Struktur bata ini diduga dulunya merupakan pagar keliling dari bangunan candi tersebut.

Candi Kalicilik


Candi Kalicilik

Candi Kalicilik adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bangunan candi ini terbuat dari bata merah dan memiliki denah bujur sangkar dengan ukuran 6,8 m x 6,8 m, serta tingginya 8,3 cm. Candi ini terdiri atas tiga bagian yaitu candi, tubuh candi dan atap candi. Pintu candi menghadap ke arah barat dan di atasnya terdapat hiasan berupa kala. Pada sisi utara, timur dan selatan terdapat relung-relung yang juga berhiaskan kala pada bagian atasnya. Bilik candi kosong dan pada dindingnya terdapat relief Dewa Surya yang dikelilingi oleh sinar matahari. Relief ini merupakan relief Surya Majapahit, yakni simbol dari masa Kerajaan Majapahit. Bagian puncak candi telah hilang, sedangkan bagian kaki candinya telah direnovasi pada tahun 1993.

Candi Bacem


Candi Bacem

Candi Bacem adalah sebuah candi yang terletak di Dusun Cungkup, Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi yang terbuat dari batu bata ini terdiri dari dua buah candi, yaitu candi Bacem I yang mempunyai ukuran tinggi 109 cm, panjang 310 cm, lebar 300 cm, dan Candi Bacem II yang berukuran tinggi 110 cm, panjang 540 cm dan lebarnya 500 cm. Bentuk dari kedua candi ini tidak beraturan karena susunan batu batanya sudah tidak menunjukkan profil yang jelas, dan hanya tinggal susunan batu bata pada pondasinya saja, sedangkan bagian tubuh dan atap candi sudah tidak ditemukan lagi. Candi ini mempunyai tangga naik yang tebuat dari batu andesit yang terletak di sebelah utara. Candi Bacem I mempunyai 6 buah umpak batu dan dua buah batu candi dengan batu sudut antefik. Sedangkan di Candi Bacem II ditemukan 11 buah umpak, baik yang masih polos maupun yang sudah mempunyai hiasan, lima buah batu candi dan satu buah puncak candi. Jarak antara Candi Bacem I dan Candi Bacem II sekitar 500 m.

Candi Wringin Branjang



Candi Wringin Branjang

Candi Wringin Branjang adalah sebuah candi terletak di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini letaknya masih satu kompleks dengan Situs Gadungan, jaraknya sekitar 100 m di sebelah barat Situs Gadungan I. Candi yang terbuat dari batu andesit ini memiliki bentuk yang sangat sederhana. Struktur bangunannya tidak memiliki kaki candi, tetapi hanya mempunyai tubuh dan atap candi saja, dengan ukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tingginya 500 cm. Sedangkan pintu masuknya berukuran lebar 100 cm, tingginya 200 cm dan menghadap ke arah selatan. Pada bagian dinding tidak terdapat relief atau hiasan lainnya, tetapi dinding-dinding ini memiliki lubang ventilasi yang sederhana. Bentuk atap candi menyerupai atap rumah biasa, dan diduga bangunan candi ini merupakan tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman Kerajaan Majapahit yakni pada abad ke 15 M.

Candi Sawentar


Candi Sawentar

Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar. Desa ini secara administratif masuk wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Candi Sawentar terletak kira-kira delapan kilometer dari jalan Raya Garum jurusan Malang-Blitar. Secara geografis Candi Sawentar berada di sebelah timur lereng Gunung Kelud. Candi ini terbuat dari batu andesit berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m dan tingginya 10,65 m. Pintu masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi tangga, sedangkan relung-relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh candi. Di dalam ruangan bilik ditemukan reruntuhan arca dengan pahatan burung garuda, yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan suci yang berlatar belakang agama Hindu.

Nama candi Sawentar disebut-sebut di dalam Kitab Negarakertagama, Candi Sawentar disebut juga Lwa Wentar sebagai salah satu tempat yang dikunjungi oleh raja Hayam Wuruk, seperti yang diungkapkan dalam kitab itu menyebutkan daerah bernama “Lwa Wentar”. Dalam Pupuhnya disebutkan,

“Ndan ring śaka tri tanu rawi ring wēsākā, śri nāthā mūja mara ri palah sābŗtya, jambat sing rāmya pinaraniran lānglitya, ro lwang wentar manguri balitar mwang jimbē”

Artinya: Lalu pada tahun saka Tritanurawi—1283 (1361 Masehi) Bulan Wesaka (April-Mei), Baginda raja memuja (nyekar) Ke Palah dengan pengiringnya, berlarut-larut setiap yang indah dikunjungi untuk menghibur hati, di Lawang Wentar Manguri Balitar dan Jimbe.

Dari ulasan Kitab Negarakretagama di atas diketahui nama Lwa Wentar yang berada di dekat Jimbe dan Blitar. Pada saat ini hanya dijumpai satu wilayah yang memiliki toponimi sama dengan Lwa Wentar, yakni Sawentar, yang juga terdapat situs di wilayah tersebut. Bangunan candi ini dahulunya merupakan sebuah kompleks percandian, karena disekitarnya masih ditemukan sejumlah pondasi yang terbuat dari bata, dan candi ini diduga didirikan pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit.

Candi Mleri


Candi Mleri
Candi Mleri terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar yang secara astronomis berada di antara 08⁰03 374' LS dan 112⁰ 05 099' BT. Candi ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai candi yang tertua yang ada di Kabupaten Blitar. Di candi Mleri ini diyakini sebagai makam raja Singasari III, yang bergelar Sri Wisnu Wardhana. Nama aslinya adalah Ranggawuni, yang merupakan putra Anusapati atau cucu Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Makam ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1222 M. Hal ini didasarkan kepada prasasti yang berhuruf Pallawa yang ada di kompleks makam tersebut dengan lambang kalamakara (wujud raksasa). Menurut Kitab Negarakertagama Wisnuwardhana didharmakan dengan wujud arca Siwa di Waleri (Mleri) dan dalam bentuk arca Sugata (Budha) di Jajaghu (Candi Jago).

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Penataran
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Simping
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Gambar_Wetan
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Plumbangan
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Rambut_Monte
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Kotes
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tepas
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Kalicilik
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Bacem
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Wringin_Branjang
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sawentar
http://kekunaan.blogspot.co.id/2012/04/candi-mleri.html

1 Response to "Candi Candi di Blitar"

  1. Mas bro/mbak bro, mohon luangkan waktu sebentar, intip channel https://www.youtube.com/playlist?list=PLU6w5hjcerHPrIevKGDEvPxRwLL9eBZ-J
    Seorang rider motovlog yang mengupas peninggalan bersejarah di nusantara Indonesia,
    Upload video 3x seminggu

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel